LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI
PERTANIAN
“PENGENALAN
ALAT DAN MESIn PERTANIAN, PENGUKURAN KAPASITAS KERJA LAPANG, DAN PRAKTEK
MEMBAJAK”
I. PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Traktor
adalah salah satu contoh penggunaan teknologi dibidang pertanian dimana dengan penggunaan
teknologi tersebut dapat mengatasi masalah-masalah terutama yang berkaitan
dengan tenaga kerja dan waktu. Traktor pertanian saat ini menjadi komponen yang
tak terpisahkan dari pembangunan pertanian dan pedesaan. Kita saksikan
perkembangan yang pesat penggunaan traktor tangan di pedesaan. Hal tersebut
karena mereka dapat memperbandingkan bahwa ternyata melakukan pengolahan tanah
dengan traktor lebih menguntungkan dibanding cara lain.
Traktor
roda dua merupakan salah satu sumber
tenaga yang banyak digunakan dalam kegiatan budidaya pertanian. Salah satu
kelebihan yang nyata dari traktor roda dua adalah sebagai sumber tenaga,
traktor roda dua mempunyai tenaga yang sangat besar dibanding dengan sumber
tenaga yang lain,seperti manusia ataupun hewan. Dengan tenaga yang sangat
besar, sebuah traktor dapat menggantikan puluhan tenaga hewan, atau ratusan
tenaga manusia. Sehingga waktu yang diperlukan untuk proses budidaya dapat
dipersingkat.Traktor roda dua merupakan salah satu mesin pertanian yang dapat dipergunakan
untuk mengolah lahan dan lain-lain pekerjaan pertanian dengan menjalankan mesin
tersebut dimana alat pengolah tanahnya digandengkan atau dipasangkan di bagian
belakangnya
Mengemudikan traktor
secara mendasar dibedakan menjadi :
1).
Mengemudi tanpa gandengan.
2).
Mengemudi dengan gandengan.
Mengemudi
berarti mengoperasikan dan mengendalikan alat kendali yang terdiri dari
kopling, rem kaki, rem tangan, roda setir, tuas perseneling, dll. Semua alat
kendali tersebut mengatur penyaluran tenaga putar yang dihasilkan oleh sumber
tenaga, sehingga didapatkan putaran tertentu pada roda penggeraknya,kemudian
roda setir mengarahkan gerak roda traktor. Mengemudikan traktor roda dua sangat
berbeda dengan traktor roda empat.Mengingat roda penggeraknya hanya dua, maka
operator harus berjalan kaki mengikuti gerak traktor sambil mengopeasikannya.
Tetapi bila untuk transportasi,maka traktor digandengkan dengan gandengan
(trailer), sehingga operator bias duduk pada gandengan untuk mengoperasikannya.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
untuk :
1. Mengetahui bagian-bagian utama traktor
tangan.
2. Mengetahui cara-cara mengemudikan
traktor tangan.
3. Belajar mengemudikan traktor tangan.
4.Mengetahui cara pengukuran
kapasitas kerja lapang teoritis (KKLT), kapasitas kerja lapang efektif (KKLE), efisiensi traksi, dan slip roda
traksi pada pengolahan tanah secara mekanis.
5.Mengukur
kapasitas lapang teoritis (KLT), kapasitas lapang efektif (KLE),efisiensi
traksi, dan slip roda traksi pada pengolahan tanah secara mekanis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar
Teori
Traktor
adalah kendaraan yang didesain spesifik untuk keperluan fraksi tinggi pada kecepatan rendah, atau untuk menarik
tarailer atau intrumrn yang digunakan dalam pertanian atau konstruksi. Istilah
ini umum digunakan untuk mendefinisikan suatu jenis kendaraan untuk pertanian.
Instrumen pertanian umumnya digerakan dengan menggunakan kendaraan ini, ditarik
atauun didorong, dan menjadi sumber utama mekanisasi pertanian umumnya
digerakan dengan menggunakan kendaraan ini, ditarik ataupun didorong, dan
menjadi sumber utama mekanisasi pertanian. Istilah umum lainya, “unit traktor”,
yang mendefinisikan kendaraan truk semi trailer. Kata traktor diambil dari
bahasa latin, trahere yang berarti “menarik”.Traktor dapat digunakan sebagai
sumber tenaga untuk menunjang operasi pertanian yang efektif, baik tenaga,
waktu maupun biaya, sehingga dapat menigkatkan kapasitas kerja, mengurangi
biaya produksi, meningkatkan hasil pertanian serta mengurangi kelelahan dan
kebosanan dalam bekerja.
Awalnya dipakai untuk mempersingkat penjelasan “suatu
mesin atau kendaraan yang menarik gerbang atau bajak, untuk menggantikan
istilah “mesin penarik” (trakction
engine). Di inggris, irlandia, Australia, india, spanyol, argentina, dan
jerman, kata “traktor” umumnya berarti “traktor pertanian”, dan penggunaan kata
traktor yang merujuk pada jenis kendaraan lain sangat jarang. Intrumen
pertanian bermesin pertama adalah mesin uap portabel di tahun 1800an, yaitu
mesin uap yang bisa digunakan untuk mengendalikan instrument mekanis pertanian.
Sekitar tahun 1850, mesin penarik dikebangkan dari mesin tersebut, dan
digunakan secara luas dipertanian. Traktor pertama adalah mesin bajak bermesin
uap.Traktor bisa diklasifikan sebagai
two wheel drive, atau track tractor. Traktor, kecuali trak tracktor umumnya
memiliki 4 roda dengan dua roda yang lebih besar dibelakang atau keempat roda
sama besar.
Track traktor memiliki penggerak seperti tank yang
membuatnya mampu bergerak diberbagai medan. Karena traksinya yang sangat hebat,
track tracktor menjadi popular di California pada tahun 1930an. Traktor pada
awalnya menggunakan mesin uap. Pada awal abad utama sumber tenaga traktor.
Antara tahun 1900 hingga 1960, bensin menjadi bahan bakar utama, dan minyak
tanah dan etanol sebagai alternatif bahan bakar. Kebanyakan traktor tua memakai
transmisi manual. Traktor jenis ini memiliki beberapa rasio kecepatan tinggi
umumnya 3 hingga 6. Kecepatan rendah umumnya dipakai di lahan pertanian
sedangkan kecepatan tinggi dipakai dijalan.
Tenaga yang diproduksi oleh mesin harus ditransmisikan
keperalatan yang diimplementasikan ke traktor untuk melakukan pekerjaan yang
dibutuhkan (menanam, memanen, membajak, dan sebagainya). Hal ini bisa dicapai
dengan drawbar atau system sambungan.
B.
Identifikasi Alsintan
Traktor
digunakan untuk berbagai keperluan. Penggunaan yang paling banyak ialah untuk
pengolahan tanah, karena memang pekerjaan pengolahan tanah adalah pekerjaan
yang relatif membutuhkan tenaga paling besar.dibanding dengan pekerjaan lainya.
Dari asalnya kata traktor berarti alat penghela. Memang fungsi utamanya untuk
menghela sesuatu. Itulah sebabnya beberapa traktor pada bagian belakangnya
dilengkapi dengan sambungan untuk menggandeng alat yang akan dihela tersebut. Pengertian traktor ialah kendaraan bermesin yang khusus
dirancang untuk menjadi penghela. Dari sejarahnya, traktor memang dirancang
awalnya untuk mengganti hewan hela dengan mesin yang lebih kuat. Traktor adalah
alat/mesin penarik beban yang bersumberdaya mekanis. Klasifikasi traktor
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu berdasarkan kegunaan, jenis roda
penggeraknya dan ukurannya.
KELAS
|
DAYA(KW)
|
BERAT OPERASI(KG)
|
JUMLAH
TINGKAT KECEPATAN
|
A
|
Lebih kecil atau sama dengan 4
|
Lebih kecil atau sama dengan 150 kg
|
Satu atau lebih
|
B
|
4 Lebih kecil daya dari 6
|
150 kg lebih kecil berat dari 350 kg
|
Satu atau lebih
|
C
|
6 Lebih kecil daya dari 9
|
Lebih dari 350 kg
|
Satu atau lebih
|
Tabel 1.1 Traktor berdasarkan jenisnya.
Bagian_bagian traktor
1. As (poros) roda
2. Tuas kopling kemudi belok kanan
3. Stang kemudi
4. Tuas gas
5. Kemudi pembantu
6. Tuas perseneleng utama
7. Tuas kopling utama
8. Tuas perseneleng cepat lambat
9. Tuas penyangga depan
10. Gantungan pisau rotary
11. Pully penegang
12. Penyangga depan
13. Kerangka
14. Pemberat depan
15. Pully mesin
16. V-belt
17. Pully utama
18. Penutup V-belt
19. Gear box (rumah persneleng)
20. Tutup kotak peralatan
21. Tombol lampu dan bel
22. Tuas kopling kemudi belok kiri
23. Tuas persneling mesin rotari
24.
Ban.
Komponen –komponen penting Traktor Dua
Roda(traktor tangan):
1. Tuas penyangga depan
Tuas ini dihubungkan dengan penyangga
depan. Tuas ini akan menggerakkan penyangga depan. Apabila tuas didorong akan
mendorong penyangga depan turun untuk menyangga traktor. Traktor tangan hanya
mempunyai dua roda. Apabila traktor dalam keadaan berhenti (ditinggal
operator),maka untuk menegakkan traktor diperlukan penyangga.
2. Tombol lampu
Terkadang traktor digunakan pada waktu malam
hari, sehingga diperlukan penerangan.
3. Tuas gas pada handle tangan kanan.
Tuas gas traktor dihubungkan dengan tuas
gas pada motor penggerak. Tuas ini digunakan untuk mengubah kecepatan putaran
poros motor penggerak yang sesuai dengan tenaga yang dibutuhkan. Tuas ini juga
berfungsi untuk mematikan motor traktor, apabila posisinya ditempatkan pada
posisi “STOP”.
4. Tuas perseneleng kemudi
Ada dua buah tuas kopling kemudi pada
setiap traktor tangan, masing-masing ada di sebelah kanan dan kiri.Tuas ini
digunakan untuk mengoperasikan kopling kemudi (kanan dan kiri).Apabila tuas
kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran gigi persneleng tidak tersambung
dengan poros roda kanan. Sehingga roda kanan akan berhenti, dan traktor akan
berbelok ke kiri. Begitu juga sebaliknya apabila kopling kiri ditekan.
5. Stang kemudi dan kemudi pembantu
Stang kemudi merupakan bagian traktor yang
digunakan untuk berpegangnya operator.Stang kemudi digunakan untuk membantu
membelokan raktor.Meskipun sudah ada tuas kopling kemudi, namun agar
berbeloknya traktor dapat lebih tajam, perlu dibantu dengan stang kemudi.Stang
kemudi juga digunakan untuk mengangkat implemen pada saat pengoperasian.Kemudi
pembantu digunakan untuk tempat bertumpu bahu operator. Maksudnya agar menambah
beban bagian belakang traktor, sehingga hasil pengolahan tanah bisa lebih dalam.
6. Tuas kopling utama
Tuas kopling utama berfungsi untuk
mengoperasikan kopling utama. Bila tuas dilepas pada posisi pasang/ON, maka
tenaga motor akan tersambung ke gigi persneleng. Sebaliknya apabila ditarik ke
posisi netral/bebas/OFF, maka tenaga motor tidak disalurkan ke gigi
persneleng. Apabila ditarik lagi maka tuas kopling utama akan tersambung dengan
rem yang berada pada rumah kopling utama.
7. Tenaga penggerak motor.
Jenis tenaga penggerak yang sering dipakai
adalah motor diesel, tetapi ada juga yang menggunakan motor bensin atau minyak
tanah (kerosin). Daya yang dihasilkan kurang dari 12 Hp, dengan menggunakan
satu silinder. Motor penggerak dipasang pada kerangka dengan empat buah baut
pengencang. Lubang baut pada kerangka dibuat memanjang agar posisi motor dapat
digerakkan maju mundur. Tujuannya untuk memperoleh keseimbangan traktor dan
untuk menyesuaikan ukuran v-belt yang digunakan. Traktor akan lebih berat ke
depan apabila posisi motor digeser maju, begitu juga sebaliknya. Untuk
menghidupkan motor diesel digunakan engkol, sedangkan untuk motor bensin dan
minyak tanah menggunakan tali starter.Sebagian besar
traktor menggunakan motor diesel.Penggunaan motordiesel umumnya lebih murah
baik pada saat pengoperasiannya maupun perawatannya. Motor diesel lebih awet
dibanding motor jenis lain, asal perawatannya dilakukan dengan baik dan benar sejak awal.
8. Kerangka dan transmisi (penerus tenaga)
Kerangka berfungsi sebagai tempat
kedudukan motor penggerak, transmisi dan bagian traktor lainnya.Bagian traktor
dikaitkan dengan kerangka dengan menggunakan beberapa buah baut
pengencang. Transmisi berfungsi memindahkan tenaga/putaran dari motor
penggerak ke alat lain yang bergerak. Jenis transmisi yang digunakan ada
beberapa macam, seperti : pully, belt, kopling, gigi persneleng, rantai dan
sebagainya. Tenaga dari motor berupa putaran poros disalurkan melalui pully dan
vbelt ke kopling utama. Kopling utama meneruskan tenaga tersebut ke gigi
persneleng untuk menggerakkan poros roda dan poros PTO.Selain untuk menyalurkan
tenaga, gigi persneleng juga berfungsi sebagai pengatur kecepatan putaran poros
roda dan poros PTO.Dari PTO tenaga dasalurkan lewat gigi dan rantai ke mesin
rotary.
9. Kopling.
Kopling utama dioperasikan dari tuas
kopling utama. Bila tuas ditarik ke posisi netral, maka tenaga motor tidak
disalurkan ke gigi persneleng. Akibatnya traktor akan berhenti, meskipun
kondisi motor penggerak dihidupkan.Di samping kopling utama, ada dua kopling
kemudi.Kopling kemudi terletak di bawah gigi persneleng, di pangkal poros kedua
roda.Kopling kemudi dioperasikan melalui tuas kemudi kanan dan kiri.Apabila
kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran gigi persneleng tidak tersambung
dengan poros roda kanan. Sehingga roda kanan akan berhenti, dan traktor akan
berbelok ke kiri. Begitu juga sebaliknya apabila kopling kiri ditekan.
Macam-Macam Traktor Untuk Pertanian
A.
Traktor
Besar
Merupakan traktor yang mempunyai dua poros roda (beroda empat atau
lebih), panjangnya berkisar 2650-3910 mm, lebar berkisar 1740-2010 mm
dandayanya bekisar 20-120 HP.
B.
Traktor Mini
Merupakan traktor yang
mempunyai dua poros roda (beroda empat). Traktor ini memiliki panjang bekisar
1790-2070 mm, lebar berkisar 995-1020 mm dan dayanya berkisar 12,5-20 HP. Pada
elemennya traktor jenis ini digerakkan oleh motor diesel dua silinder atau
lebih, mempunyai 6 kecepatan (versneling)maju
dan 2 kecepatan mundur, yang dibedakan menjadi 4 macam kecepatan rendah
(termasuk kecepatan mundur) dan 4 macam kecepatan tinggi (termasuk kecepatan
mundur). Kecepatan kerja berkisar antara 0,94-4,79 km/jam dankecepatan
transport antara 7,54-13,31 km/jam.Traktor jenis ini sudah dilegkapi dengan PTO
(power take off), three point hitch(tiga titik
penggandengan/system mounted).
Pada umumnya konstruksi traktormini tidak banyak berbeda dengan traktor besar,
perbedaannya hanya padadayanya saja
C.
Traktor Tangan (Hand Traktor)
Traktor tangan merupakan
traktor yang hanya mempunyai sebuah poros roda (beroda dua). Traktor ini
mempnyai panjang berkisar 1740-2290 mm, lebarberkisar 710-880 mm dan dayanya
berkisar 6-10 HP. Sebagai daya penggerakutamanya menggunakan motor diesel
silinder tunggal. Prinsip kerja traktor tangan adalah mesin pengolah tanah
dengan menggunakan tenaga penggerak motor bakar yang pada umumnya motor
diesel. Sebagai mesin pengolah tanah,
traktor digunakan untuk menarik peralatan pengolahan tanah, seperti bajak
piring, garu piring. Berfungsi pula untuk menggerakkan peralatan stasioner,
seperti generatorlistrik, mesin pompa air, mesin penggilingan gabah (Nawawi,
2001).
C. KAPASITAS
KERJA LAPANG
A. Kapasitas Lapang
kapasitas lapang adalah suatu keadaan tanah yang merupakan
tanah paling lembab dan mampu untuk menahan kadar air terbanyak terhadap adanya
gaya tarik bumi atau gaya grafitasi. Kapasitas lapang sangat
berhubungan dengan lingkungan dan kondisi tanah yang mampu untuk menahan air
didalamnya. Misalnya di suatu daerah memiliki kondisi tanah yang bagus dengan
kapasitas lapang terbaik maka di dalam tanah tersebut mungkin saja terdapat
akar-akaran dari pohon sehingga membantu penyerapan air tanah dan menyimpannya
lebih lama di dalam tanah.
Kapasitas lapang di pengaruhi oleh beberapa
hal yakni:
1. Waktu hilang dikarenakan untuk berbelok pada
ujung lapang.
Berbelok
di ujung suatu lapang menghasilkan suatu kehilangan waktu yang seringkali
sangat berarti, terutama pada lapang-lapang pendek. Jumlah waktu belok per
satuan luas untuk sebuah alat dengan lebar tertentu akan berbanding terbalik
dengan panjang lapang. Untuk suatu lapang persegi tertentu digarap searah
panjangnya ataukah memutarinya, jumlah putaran perjalanan yang diperlukan akan
sama. Menggarap secara pulang balik memerlukan 2 kali belokan 180 per putaran,
sedang kedua cara lainnya mencakup empat belokan 90per putaran.Waktu yang
diperlukan untuk belok pada pengerjaan
bolak-balik, juga dipengaruhi oleh
ketakteraturan bentuk lapang, besarnya ruang belok di headland, kekasaran daerah belok dan lebar
alat. Waktu per belokan pada head-landhalus rata-rata hampir 5 % lebih besar
pada pemanen atau penyiang 4 larik dibanding
2 larik. Perbedaannya ialah 20 - 25 %
pada head-land kasar. Pada pengujian
dengan alat yang lebih lebar, Barnes dkk mendapatkan bahwa waktu per belokan
rerata 40 - 5- % lebih besar untuk penyiang dan penanam 6 larik dibanding 4
larik.Perjalanan tak kerja melintasi ujung-ujung suatu lapang menghasilkan
kehilangan lainnya yang sering tak terhindarkan dan khususnya penting jika
tanah yang luas dibagi-bagi ke dalam lapang-lapang yang pendek.
2.
Waktu
hilang di karenakan istirahat dan halangan-halangan ketika membajak.
Beberapa
waktu hilang, semacam karena istirahat dan penyetelan atau pemeriksaan alat,
biasanya cenderung sebanding dengan waktu kerja efektif (atau dengan waktu
lapang total) jika kecepatan kerja atau lebar alat ditambah.Perjalanan tak
kerja melintasi ujung lapang cenderung sebanding dengan waktu kerja efektif
jika kecepatan kerja normal dipertahankan saat melintasi ujung.Kehilangan waktu
yang lain, disebabkan oleh halangan,
penggumpalan, penambahan pupuk atau benih, dan pengisian tabung semprotan,
seringkali cenderung lebih sebanding dengan luas daripada dengan waktu kerja.
Waktu per hektar untuk belok pulang-balik pada pengerjaan tanaman larik
cenderung tetap konstan (atau turun cuma sedikit) jika kecepatan kerja
dinaikkan, karena kecepatan biasanya dikurangi saat belok, kecuali jika
kecepatan kerja normalnya memang telah rendah. Waktu hilang yang disebabkan
pengosongan hasil panen cenderung sebanding dengan jumlah hasil di samping
sebanding dengan luasnya.Waktu hilang yang cenderung sebanding dengan luas
menjadi makin penting bila lebar atau kecepatan alat dinaikkan, karena waktu
hilang tersebut akan terhitung dengan presentase yang lebih besar dengan
berkurangnya total waktu per hektar. Dengan demikian, mengganti penanam 4 larik
dengan 6 larik pada kecepatan maju yang sama dapat menaikkan keluaran cuma 30 %
bukannya 50 %.
3. Waktu hilang di sebabkan kehandalan sang
operator dan kehandalan alat mesin operator.
Kehandalan keberhasilan dapat didefinisikan
sebagai peluang statistik berfungsinya suatu alat secara memuaskan pada kondisi
tertentu sepanjang periode waktu tertentu. Kehandalan pemakaian waktu pada
mesin individual menjadi makin penting jika beberapa mesin atau beberapa bagian mesin digunakan secara gabungan. Untuk
sebuah alat individual, waktu hilang sebesar 5 atau 10 % karena kerusakan,
penyetelan, pembetulan, penyumbatan/penggumpalan, atau berhenmti yang lain
berkaitan dengan mesin, umumnya tidak dianggap serius. Namun jika 4 satuan
semacam itu, masing-masing dengan kehandalan pemakaian waktu 98 %, digunakan
secara beriritan, kehandalan pemakaian waktuharapan menyeluruh gabungan
tersebut akan terkurangi sampai menjadi tinggal 66 %. Kehandalan pemakaian
waktu. Waktu hilang karena belok, istirahat, pengisian wadah benih atau pupuk,
dan sebagainya, kira-kira akan tetap sama tak peduli berapa jumlah mesinnya,
namun harus dimasukkan dalam penghitungan efisiensi lapang gabungan
tersebut.Dikarenakan adanya pengurangan kehandalan pada mesin gabungan,
pemeliharaan preventif menjadi relatif lebih penting dibanding jika hanya
dipakai mesin tunggal. Semua mesin dalam suatu gabungan hendaklah dapat dipakai
sepanjang waktu yang sama. Antara perawatan dan kapasitas berbagai satuannya
hendaklah dapat disesuaikan dengan baik.
4. Kemampuan kinerja alat mesin pertanian pada
penggarapan suatu lapang .
Dalam pengolahan tanah, kecepatan penggarapan
suatu lapang dengan sebuah mesin merupakan salah satu dasar pertimbangan
menghitung biaya pengerjaan dan efisiensi dalam pengolahan lahan. Dalam hal ini
ada beberapa istilah yang digunakan yaitu:
a.
Efisiensi
lapang
Merupakan
perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan kapasitas lapang teoritis,
dinyatakan dalam persen.Efisiensi lapang melibatkan pengaruh waktu hilang di
lapang dan ketidak mampuan untuk memanfaatkan lebar teoritis mesin.
b.
Efisiensi
kinerja mesin
Merupakan suatu ukuran efektifitas
fungsional suatu mesin, misalnya presentase perolehan produk bermanfaat dari
penggunaan sebuah mesin pemanen.
c.
Waktu
kerja efektif
Merupakan waktu
sepanjang mana mesin secara aktual melakukan fungsi/kerjanya. Waktu kerja
efektif per hektar akan lebih besar dibanding waktu kerja teoritik per hektar
jika lebar kerja terpakai lebih kecil dari lebar kerja teoritisnya.
d.
Kapasitas
lapang teoritis sebuah alsin.
Kecepatan penggarapan
suatu lahan yang akan diperoleh seandainya mesin tersebut melakukan kerjanya
memanfaatkan 100 % waktunya, pada kecepatan maju teoritisnya dan selalu
memenuhi 100 % lebar kerja teoritisnya. Merupakan waktu sepanjang mana mesin
secara aktual melakukan fungsi/kerjanya. Waktu kerja efektif per hektar akan
lebih besar dibanding waktu kerja teoritis per hektar jika lebar kerja terpakai
lebih kecil dari lebar kerja teoritisnya.
e.
Kapasitas
lapang efektif
Kapasitas lapang
efektif suatu alat merupakan fungsi dari lebar kerja teoritis mesin, presentase
lebar teoritis yang secara aktual terpakai, kecepatan jalan dan besarnya
kehilangan waktu lapang selama pengerjaan. Dengan alat-alat semacam garu,
penyiang lapang,pemotong rumput dan pemanen padu, secara praktis tidak mungkin
untuk memanfaatkan lebar teoritisnya tanpa adanya tumpang tindih. Besarnya
tumpang tindih yang diperlukan terutama merupakan fungsi dari kecepatan,
kondisi tanah dan ketrampilan operator.
D.
Kapasitas Kerja Pengolahan Tanah
Yang
dimaksud dengan kapasitas kerja pengolahan tanah adalah kemampuan kerja suatu
alat atau mesin memperbaiki hasil (hektar, kg, lt) per satuan waktu. Jadi
kapasitas kerja pengolahan tanah adalah berapa hektar kemampuan suatu alat
dalam mengolah tanah per satuan waktu. Sehingga satuannya adalah hektar per jam
atau jam per hektar atau hektar per jam per HP traktor. Kapasitas kerja suatu
alat pengolahan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1.
Keadaan
traktor
Traktor-traktor yang sudah lama dipakai
berarti umur ekonominya sudah habis atau malah sudah terlewatkan, sehingga
sudah banyak bagian traktor yang sudah haus sehingga sering timbul kerusakan.
Kerusakankerusakan akan menyangkut masalah waktu, tenaga serta biaya. Sehingga
pekerjaan tidak akan efisien lagi.
2.
Keadaan
tanah
Keadaan tanah meliputi sifat-sifat fisik
tanah, yaitu keadaan basah (sawah), kering, berlempung, liat atau keras.Keadaan
ini menentukan jenis alat dan tenaga penarik yang digunakan.Disamping itu juga
mempengaruhi kapasitas kerja dari pengolahan tanah.Tanah yang basah memberikan
tahanan tanah terhadap tenaga penarik relatif lebih rendah dibanding dengan
tanah kering. Akan tetapi pada tanah basah (sawah) memungkinkan terjadi slip
yang lebih tinggi dibandingkan pada tanah kering.
3.
Pola
pengolahan tanah
Pola pengolahan tanah
erat hubungannya dengan waktu yang hilang karena belokan selama pengolahan
tanah.Pola pengolahan harus dipilih dengan tujuan untuk memperkecil sebanyak
mungkin pengangkatan alat.Karena pada waktu diangkat alat itu tidak
bekerja.Oleh karena itu harus diusahakan bajak atau garu tetap bekerja selama
waktu operasi dilapangan. Makin banyak pengangkatan alat pada waktu belok,
makin rendah efisiensi kerjanya.Pola pengolahan tanah yang banyak dikenal dan
dilakukan adalah pola spiral, pola tepi,
pola tengah dan pola alfa. Pola spiral yang paling banyak digunakan karena
pembajakan dilakukan terus menerus tampa pengangkatan alat.
4.
Ukuran
dan bentuk petakan
Ukuran dan bentuk
petakan sangat mempengaruhi efisiensi kerja dari pengolahan tanah yang
dilakukan dengan tenaga tarik hewan ataupun dengan traktor. Ukuran petakan yang
sempit akan mempersulit beloknya hewan penarik atau traktor, sehingga efisiensi
kerja dan kapasitas kerjanya rendah.Untuk mencapai efisiensi kerja dan
kapasitas yang tinggi, maka ukuran luas petakan harus disesuaikan dengan tenaga
penarik yang digunakan.
5.
Topografi
wilayah
Keadaan topografi
wilayah meliputi keadaan permukaan tanah dalam wilayah secara
keseluruhan.Misalnya keadaan permukaan wilayah tersebut datar atau berbukit
atau bergelombang.Keadaan ini diukur dengan tingkat kemiringan dari permukaan
tanah yang dinyatakan dalam (%).Kemiringan yang baik untuk penggunaan tenaga
hewan dan traktor dalam pengolahan tanah adalah sampai 3 persen (relatif
datar). Kemirngan tanah yang lebih dari
3% yang masih bisa dikerjakan
traktor adalah 3% - 8% dimana pengolahan tanahnya dilakukan dangan mengikuti
garis ketinggian (contour farming system).
6.
Keadaan
vegetasi (tumbuhan yang ada) dipermukaan tanah.
Keadaan vegetasi
permukaan tanah yang diolah juga dapat mempengaruhi efektivitas kerja dari
bajak atau garu yang digunakan. Tumbuhan semak atau alang-alang memungkinkan kemacetan akibat penggumpalan
pada alat karena tertarik atau tidak terpotong. Pengolahan tanah pada
alang-alang atau bersemak akan lebih efektif bila digunakan bajak piringan atau
garu piring.
7.
Tingkat
keterampilan operator
Operator yang
berpengalaman dan terampil akan memberikan hasil kerja dan efisiensi kerja yang
lebih baik dibanding operator yang belum terampil dan belum berpengalaman. Oleh
karena itu dalam penggunaan traktor untuk pengolahan tanah, perlu terlebih
dahulu memberikan latihan terampil
kepada operator yang menjalankannya. Usaha ini untuk memberikan hasil
pekerjaan yang lebih efisien dan lebih efektif.
E.
Membajak
Membajak
tanah adalah sebuah proses kegiatan dalam pengolahan tanah yang dilakukan di
masa tanam. Kegiatan ini merupakan proses yang tidak bisa ditinggalkan dalam
rangka menyuburkan kembali tanah yang sebelumnya sudah dipakai. Sebagaimana
kita ketahui, unsur hara dalam tanah itu sangat terbatas, sehingga perlu upaya
penggemburan setelah masa panen. Kegiatan membajak ini paling sering dilakukan
di lahan basah (sawah) dibandingkan dengan lahan kering (ladang, pekarangan).
Membajak
tanah berarti melakukan pembalikan tanah dengan alat seperti cangkul, garu,
waluku dan traktor. Pembalikan tanah biasanya sampai kedalaman 30-50 cm,
tergantung jenis tanah yang dimiliki oleh petani. Setelah dilakukan pembalikan
maka tanah harus diratakan sampai halus agar bisa jadi media tanam yang baik.
Proses membajak tanah akan kelihatan berhasil jika pertumbuhan tanaman
kelihatan baik. Media tanam harus dipastikan mengandung unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman.
Fase membajak
tanah merupakan tahap yang paling banyak menghabiskan tenaga para petani, beaya
yang dikeluarkan pun tidak sedikit. hampir 40% beaya produksi dihabiskan pada
fase pengolahan tanah ini. Pada tanaman padi, para petani sering kali harus
segera menjual hasil panennya atau bahkan terjerat utang dikarenakan petani
membutuhkan uang tunai untuk membayar pekerja dalam pengolahan tanah.Melakukan
kegiatan membajak sawah sebenarnya memiliki makna yang cukup dalam, dimana
petani harus mengerti bahwa untuk menghasilkan produksi yang baik, diperlukan
media tanam yang bagus. Benih yang unggul akan menjadi percuma jika
lingkungannya tidak mendukung. Pola pertanian sawah di Indonesia, khususnya
jawa, dimana pada sawah yang beririgasi hampir tiap tahun panen 3 kali cukup
menguras bahan-bahan organik yang terkandung dalam tanah. hal ini berdampak
pada semakin menurunnya kesuburan tanah dengan ditandai tekstur tanah yang
semakin keras dan tandus. Bahkan di musim kemarau akan terlihat sekali tanah
tersebut mengalami retak-retak yang cukup besar. Kondisi ini diperparah dengan
pemakaian pupuk dan pestisida kimia yang berlebihan.
Jika kita mau
menarik kesimpulan, maka sebenarnya petani harus betul-betul mempersiapkan
tanah sebagai media tanam sebaik mungkin. Petani harus mengetahui tingkat
kesuburan tanah yang dimilikinya. Harus ada uji laboratorium secara sederhana
agar petani bisa mendiagnosis keadaan tanahnya sebelum melakukan penanaman.
Sayang sekali, sampai saat ini petani kita masih jauh dari teknologi sederhana
ini. Perlu pendampingan dan perlindungan yang lebih dari pemerintah, mengingat
dalam kurun waktu 40 tahun belakangan penggunaan pupuk kimia dan pestisida
sudah sangat berlebihan. Jika petani masih menggunakan cara-cara yang
konvensional, maka dapat dipastikan akan terjadi penurunan produksi pertanian
dalam waktu-waktu yang akan datang.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan
pada tiap hari …. tanggal …. dan …
Desember 2012, 4 Januari 2013 di Kebun Percobaan dan Penelitian …….
B. Alat dan Bahan
1. Traktor tangan(Traktor roda dua)
2. Bajak singkal untuk traktor tangan
3. Stopwatch
4. Meteran (50 m dan 5 m)
5. Penggaris siku
6. Patok-patok
C. Prosedur Kerja
1. Sumber
tenaga dan alat
a. Mencatat data mengenai jenis penggerak
(jenis traktor, merk, daya, rpm).
b. Mengamati dan mencatat data mengenai bajak
singkal yang digunakan.
2.
Pengukuran kapasitas lapang, efisiensi lapang, dan slip roda traksi
a. Mengukur jarak tempuh traktor dalam lima
putaran roda traksi tanpa
beban
(bajak diangkat), 3 kali dan menghitung rata-ratanya, didapat So.
b. Mencatat waktu mulai bekerja dan
selesainya (Wk).
c. Untuk masing-masing grup, mengukur :
1.
Lebar
pengolahan
2.
Waktu
tempuh dalam jarak 10 m
3.
Waktu
belok
4.
Jarak
tempuh dalam lima putaran roda traksi saat pembajakan
5.
Kedalaman
pembajakan
6.
Waktu
total kerja mesin
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.HASIL
Dari hasil praktikum diperoleh data sebagai
berikut :
Lebar kerja teoristif ( W1 ) : 42 cm
Lebar kerja efektif ( W2
) : 44 cm
84 cm
131 cm
Diamter roda :
77 cm
Jumlah putaran roda : 8 putaran
Waktu hilang karena belok : 26 detik
Waktu hilang karena macet : 05 detik
10 detik
33 detik
02 detik
01 detik
01 detik
Total waktu kerja traktor : 19 menit 11 detik
Luas lahan :
P = 22,10 meter
L = 7,50
meter
PERHITUNGAN :
L1=
=
= 
=
- 4.5 % ……………………………………………………. ( L1 )
L2 =
= 
=
100 %
= 
=
16.06 % ………………………………………………………. ( L2 )
L3 =
= 
= 2.26
% ……………………………………………………… ( L3 )
L4 = 
= 
= 4.69
% ……………………………………………………… ( L4 )
EFISIENSI
KERJA
EK = (
1-L1 ) (1-L2 ) (1-L3-L4 ) . 100 %
= ( 1-(-
)) ( 1-
) ( 1-
) .100 %
= (
1.0405 ) ( 0.839 ) (0.9305 ) .100 %
= 81.27
%
B.PEMBAHASAN
Dari
hasil praktikum yang telah di laksanakan, jelas bahwa pada penggunaan traktor
tangan memerlukan keahlian dan keterampilan dalam pengoperasiannya. Dimana kami
sebagai praktikan, dituntut untuk agar memahami mulai dari materi yang akan
dilaksanakan,mengetahui bagian-bagian traktor, Dan mahasiswa juga di tuntut
agar mengetahui cara pengukuran efektifitas kerja suatu alat pertanian yakni
traktor. Serta memahami pada saat pengoperasian alat mesin traktor, sampai pada
prakteknya di lapangan. Pengoperasian traktor didasarkan menggunakan kemampuan
dan skill yang terampil sehingga tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan seperti kecepatan
traktor yang terlalu cepat sehingga menyebabkan praktikan terseret traktor sampai
terjatuh.
Dari
praktikum penggunaan traktor yang kami telah laksanakan banyak hal yang perlu
kami perhatikan misalnya, Untuk
mengoperasikan traktor para mahasiswa terlebih dahulu harus mengerti
bagian-bagian traktor sehingga para pemula tidak kebingungan atau tidak
mengerti kegunaan atau fungsi dari salah satu bagiaan traktor tersebut dan
tidak terjadi kesalahan dalam proses pengoperasian traktor. Untuk para pemula sebaiknya
ketika pengoperasian traktor keadaan gas lebih baik dalam keadaan rendah agar
lebih mudah dalam mengikuti arah jalannya traktor.operator yang berpengalaman dan
terampil akan memberikan hasil kerja dan efisiensi kerja yang lebih baik
dibanding operator yang belum terampil dan belum berpengalaman. Oleh karena itu
dalam penggunaan traktor untuk pengolahan tanah, perlu terlebih dahulu
memberikan latihan terampil kepada operator yang menjalankannya. Usaha ini
untuk memberikan hasil pekerjaan yang lebih efisien dan lebih efektif.
Pada
praktikum kali ini kami di tuntut agar
dapat menghitung pengukuran efesiensi lapang, Efisiensi lapang
adalah perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan kapasitas lapang
teoritis sebagai pembaginya. Parameter yang digunakan untuk efisiensi lapang
pada pengolahan tanah seperti slip,Dan kapasitas lapang efektif.
Waktu
Hilang Untuk Belok, Jumlah waktu belok per satuan
luas untuk sebuah alat dengan lebar tertentu akan berbanding terbalik dengan
panjang lapang. Untuk suatu lapang persegi tertentu digarap searah panjangnya
atau memutarinya, jumlah putaran perjalanan yang diperlukan akan sama. Menggarap secara pulang
balik memerlukan 2 kali belokan/1800 per putaran, sedang kedua cara
lainnya mencakup empat belokan 900
perputaran.Nilai slip yang didapat untuk setiap lahan
bervariasi. Nilai slip tertinggi terjadi pada saat pengolahan tanah yang berstruktur
lengket. Pada saat praktikum Slip yang terjadi pada saat pengolahan tanah pada
jalur kedua meningkat dikarenakan terbentuknya bongkahan tanah yang besar
setelah traktor melintasi pada jalur pertama, sehingga slip meningkat pada saat
dilakukan pengolahan tanah pada jalur ke dua . Slip roda yang terjadi akan
menyebakan bertambahnya tenaga yang diperlukan untuk penarikan karena gaya horizontal yang diperlukan di
atas permukaan tanah lebih besar. Kelunakan atau kelembekan tanah merupakan
faktor yang dapat memperbesar terjadinya deformasi tanah sehingga slip yang
terjadi akan semakin besar juga (Mckyes, 1985).
Pada praktikum yang telah kami
lakukan terdapat hasil waktu hilang untuk belok yang lumayan besar yakni
sebesar 26 detik, jumlah Waktu yang diperlukan untuk belok pada pengerjaan
bolak-balik, juga dipengaruhi oleh ketidakteraturan bentuk lapang, besarnya
ruang belok di headland,
kekasaran daerah belok dan lebar alat. Sedangkan menurut daftar pustaka waktu
per belokan pada head-land
halus rata-rata hampir 5% lebih besar pada pemanen atau penyiang 4 larik
dibanding 2 larik. Perbedaannya ialah 20 - 25% pada head-land kasar. Pada pengujian dengan alat yang lebih lebar,
(Barnes dkk 1998) mendapatkan bahwa waktu per belokan rerata 40 - 50% lebih
besar untuk penyiang dan penanam 6 larik dibanding 4 larik. Perjalanan tak
kerja melintasi ujung-ujung suatu lapang menghasilkan kehilangan lainnya yang
sering tak terhindarkan dan khususnya penting jika tanah yang luas dibagi-bagi
ke dalam lapang-lapang yang pendek.Waktu hilang yang cenderung sebanding dengan
luas menjadi makin penting bila lebar atau kecepatan alat dinaikkan, karena
waktu hilang tersebut akan terhitung dengan presentase yang lebih besar dengan
berkurangnya total waktu per hektar. Dengan demikian, mengganti penanam 4 larik
dengan 6 larik pada kecepatan maju yang sama dapat menaikkan keluaran cuma 30%
bukannya 50%.
Kapasitas
lapang efektif menunjukkan besarnya luas lahan yang diperoleh per satuan waktu
tertentu. Dari pengukuran langsung di lahan diperoleh hasil bahwa kapasitas kerja teoritis lebih besar dibanding dengan kapasitas kerja
efektif, hal ini disebabakan oleh
beberapa faktor misalnya kemampuan operator dalam
mengemudikan traktor,kondisi tanah pada lahan praktikum yang memiliki
kelembaban yang tinggi dan kemampuan/kondisi dari traktor tersebut.
Adapun
kendala-kendala yang kami hadapi dalam praktikum penggunan traktor pada kali
ini yaitu:
1. Alat
traktor tangan yang berat, sehingga perlu adanya tenaga yang besar agar terjadi keseimbangan dalam penggunaan traktor
tangan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat (Hardjosentono, dkk, 2002).
2. Faktor Kelembaban Tanah Yang Tinggi
Kelembaban
tanah yang tinggi membuat gerak traktor menjadi sulit, dan traktor sangat sulit berjalan lurus selalu berkelok – kelok,
juga menimbulkan slip pada traktor serta ketidak seimbangan lainnya yang
membuat arah pembajakan menjadi lebih luas dan lebih pendek dari semestinya.
3. Faktor
Liat Pada Lahan Yang Tinggi
Kadar liat tinggi
ditambah kondisi lahan setelah hujan, membuat lahan menjadi licin, tanah
semakin liat. Distribusi tekanan traktor menjadi tidak merata pada setiap
titiknya sehingga dengan demikian pergerakan traktor tidak stabil.
4. Faktor
Konfigurasi Lahan Yang Tidak Beraturan
Pada kondisi lahan yang
tidak beraturan dapat membuat nilai besaran pembajakan untuk setiap lokasi
menjadi berbeda, kondisi pada saat kami praktikum memiliki kelembaban yang
sangat tinggi sehingga traktor mengalami ketidakseimbangan sehingga pembajakan
menjadi melebar atau menyempit. Belum
lagi ada slip pada roda traktor yang sangat besar mengakibatkan laju gerak
traktor tidak lurus menjadi berkelok-kelok sehingga mempengaruhi lebar lahan
yang dibajak.
5. Kesalahan
Operator Pada Saat Pengukuran Data
Faktor ini akan selalu
menyertai dalam setiap pengukuran dilapangan. Factor ini kemungkinan besar
terjadi pada saat pengukuran pada praktikum kali ini. Kesalahan pengukuran
tersebut bisa pada saat mengukur mengukur lebar pembajakan. Kemudian kesalahan
pembacaan ukuran pun dapat mempengaruhi hasil pengukuran yang ada.
6. Overlapping
pada saat pelaksanaan pembajakan dilapangan dapat kita amati Overlapping
terjadi atau tidak bisa dilihat dari adanya gerusan dan gundukan yang menumpuk
pada areal aluran pembajakan yang dilakukan sebelumnya.
Adapun keuntungan yang kami peroleh dari
adanya praktikum Pengenalan alat
dan mesin pertanian,pengukuran kapasitas kerja lapang, Dan praktek membajak
kali ini, yaitu Mahasiswa dapat mengetahui dengan adanya traktor akan
mempermudah dalam pengolahan tanah baik itu untuk pengolahan tanah primer
maupun sekunder pada lahan pertanian dan perkebunan. Hal ini sesuai dengan
pendapat (Anonima, 2011), bahwa traktor tangan (hand tractor) merupakan sumber
penggerak dari implemen (peralatan) pertanian. Biasanya traktor tangan
digunakan untuk mengolah tanah. Namun sebenarnya traktor tangan ini merupakan
mesin yang serba guna, karena dapat digunakan untuk tenaga penggerak implemen
yang lain, seperti pada pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain-lain.
IV.
KESIMPULAN
Setelah praktik yang dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Menurut
jenisnya traktor terbagi menjadi Traktor roda dua dan roda empat,dan terdapat macam-macam komponen yang ada di
dalamnya.
2. Efisiensi pembajakan diperoleh dari seberapa besar
kapasitas aktual
dan teoritis yang diperoleh
pada traktor saat pengolahan lahan.
3. Slip mempengaruhi kinerja pembajakan traktor secara
umum dilapangan.Umumnya pada lahan pertanian yang basah, kadar liat tinggi, dan
konfigurasi lahan yang fluktuatif / tidak seragam, menimbulkan slip yang besar
pada laju traktor,hasil perhitungan waktu slip adalah 16,06
4. Bahwa
perhitungan waktu hilang karena membelok di ujung lapangan adalah 2,26%.
5. Untuk
perhitungan waktu hilang karena kerusakan kecil/macet adalah = 4,69%.
6. Perhitungan
waktu hilang karena lebar kerja adalah = -4,05%.
7. Perhitungan
waktu pertama hingga terakhir untuk satu kali bekerja atau yang disebut T total
adalah 4,6%.
8. Dan
setelah didapat perhitungan diatas maka evisiensi menggunakan traktor adalah sebesar
=81,27%.