Monday, February 11, 2019

PELUANG PERTANIAN ORGANIK ???


Hallo Bro & Sis, apa kabar nih ? Semoga semua dalam keadaan yang baik-baik aja ya…
            Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan seputar informasi terkait “Pertanian Organik” materi ini saya rangkum dari sebuah jurnal yang dipublikasi dari FIBL, ok langsung saja nih kita ke materi ya…
Sebelum kita membahas lebih lanjut pertama kita harus memahami terlebih dahulu apa itu pertanian organik. Menurut saya sendiri Pertanian organik adalah sebuah kegiatan budidaya yang dilakukan tanpa menggunakan input-input yang mengandung bahan kimia sintetis, sedangkan menurut IFOAM (International Federation of Organic Movement) pertanian organik adalah suatu kegiatan budidaya yang didasarkan atas prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan.
Dewasa ini banyak konsumen yang sangat memperhatikan produk yang ingin dikonsumsinya dengan berbagai alasan salah satunya adalah kesehatan. Kita ketahui bersama bahwa produk-produk pertanian yang dibudidayakan secara konvensional tentu menggunakan bahan-bahan kimia sintetis untuk dapat meningkatkan hasil dari produknya. Penggunaan bahan kimia sintetis secara berlebihan dalam kegiatan budidaya tentu berdampak negatif, baik bagi kesehatan maupun ekologi. Hal ini lah yang mendasari perubahan pola konsumsi dari konsumen untuk lebih memperhatikan produk yang dikonsumsinya.
Tidak sedikit negara yang sudah sudah menerapkan budidaya pertanian secara organik. Berdasarkan data yang dimuat oleh Fibl dan IFOAM pada tahun 2015 luas lahan pertanian organic terus mingkat, tercatat bahwa terjadi peningkatan hingga 50.9 milyar hectare diseluruh dunia dan pertumbuhan pasar meningkat lebih dari 80 miliar USD. Dampak positif dari perkembangan pertanian organic dapat dilihat dari perkembangan di tahun-tahun sebelumnya yang menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan permintaan dari konsumen, hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan pasar yang signifikan di negara dengan pertanian organic paling besar di dunia yaitu Amerika  dengan pertumbuhan pasar mencapai 11%. Pada tahun 2015 dilaporkan lebih dari 2 juta produsen produk organik, India menjadi negara dengan total produsen paling tinggi (585.200), diikuti Ethiopia (203.602), dan meksiko (200.039). Total lebih dari 50 milyar hectare lahan pertanian yang dikelola secara organic hingga akhir tahun 2015, representasi pertumbuhan luasan lahan pertanian lebih dari 6.5 milyar hectare pada tahun 2014. Australia merupakan negara dengan area dengan pertanian organic terbesar (22.7 juta hectare), diikuti argentina (3.1 juta hectare), dan amerika serikat (2 juta hektare).
Data diatas menunjukkan pertumbuhan yang sangat positif pada pasar pertanian organik, sehingga muncul pertanyaan bagaimanakah perkembangan pertanian organik di Indonesia ??? Di Indonesia sendiri sayangnya belum banyak petani-petani yang beralih ke pertanian organik, berdasarkan data yang dimuat oleh SPOI (Sertifikasi Pertanian Organik Indonesia) luas lahan pertanian organik yang tersertifikasi adalah berkisar di angka 90.000 Ha. Mengapa demikian, di Indonesia para petani sudah puluhan tahun menggunakan bahan kimia sintetis dalam kegiatan budidayanya sehingga dibutuhkan waktu yang lama untuk memperbaiki lahan tersebut dan dapat di sertifikasi.
Sedikitnya lahan yang digunakan di Indonesia sebagai laha pertanian organik bukan tanpa sebab, ada beberapa faktor yang menjadi penghambat petani dalam menerapkan sistem pertanian organik
1.      Modal
Apabila seorang petani hendak mengkonversi lahannya menjadi lahan organic maka dibutuhkan banyak waktu dan biaya sampai akhirnya produk yang dihasilkan oleh petani tersebut tersertifikasi.

2.      Pengetahuan dan penguasaan teknologi
Para petani di Indonesia pada umumnya telah memasuki usia lanjut sehingga agak sulit untuk memperkenalkan teknologi baru.

3.      Akses pasar
Produk organik pada umumnya dikonsumsi oleh kalangan menengah ke atas, hal ini menyulitkan petani dengan skala usaha kecil untuk memasrkan produknya

Sekian Bro & Sis info singkat dari saya, salam pertanian….

SUMBER
Willer, H., & Lernoud, J. (2016). The world of organic agriculture. Statistics and emerging trends 2016 (pp. 1-336). Research Institute of Organic Agriculture FiBL and IFOAM Organics International.


PENGUKURAN KAPASITAS KERJA LAPANG DAN PENGENALAN MESIN PERTANIAN


LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN
“PENGENALAN ALAT DAN MESIn PERTANIAN, PENGUKURAN KAPASITAS KERJA LAPANG, DAN PRAKTEK MEMBAJAK”

I.       PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Traktor adalah salah satu contoh penggunaan teknologi dibidang pertanian dimana dengan penggunaan teknologi tersebut dapat mengatasi masalah-masalah terutama yang berkaitan dengan tenaga kerja dan waktu. Traktor pertanian saat ini menjadi komponen yang tak terpisahkan dari pembangunan pertanian dan pedesaan. Kita saksikan perkembangan yang pesat penggunaan traktor tangan di pedesaan. Hal tersebut karena mereka dapat memperbandingkan bahwa ternyata melakukan pengolahan tanah dengan traktor lebih menguntungkan dibanding cara lain.
Traktor roda dua  merupakan salah satu sumber tenaga yang banyak digunakan dalam kegiatan budidaya pertanian. Salah satu kelebihan yang nyata dari traktor roda dua adalah sebagai sumber tenaga, traktor roda dua mempunyai tenaga yang sangat besar dibanding dengan sumber tenaga yang lain,seperti manusia ataupun hewan. Dengan tenaga yang sangat besar, sebuah traktor dapat menggantikan puluhan tenaga hewan, atau ratusan tenaga manusia. Sehingga waktu yang diperlukan untuk proses budidaya dapat dipersingkat.Traktor roda dua merupakan salah satu mesin pertanian yang dapat dipergunakan untuk mengolah lahan dan lain-lain pekerjaan pertanian dengan menjalankan mesin tersebut dimana alat pengolah tanahnya digandengkan atau dipasangkan di bagian belakangnya

Mengemudikan traktor secara mendasar dibedakan menjadi :
1). Mengemudi tanpa gandengan.
2). Mengemudi dengan gandengan.
Mengemudi berarti mengoperasikan dan mengendalikan alat kendali yang terdiri dari kopling, rem kaki, rem tangan, roda setir, tuas perseneling, dll. Semua alat kendali tersebut mengatur penyaluran tenaga putar yang dihasilkan oleh sumber tenaga, sehingga didapatkan putaran tertentu pada roda penggeraknya,kemudian roda setir mengarahkan gerak roda traktor. Mengemudikan traktor roda dua sangat berbeda dengan traktor roda empat.Mengingat roda penggeraknya hanya dua, maka operator harus berjalan kaki mengikuti gerak traktor sambil mengopeasikannya. Tetapi bila untuk transportasi,maka traktor digandengkan dengan gandengan (trailer), sehingga operator bias duduk pada gandengan untuk mengoperasikannya.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk :
1. Mengetahui bagian-bagian utama traktor tangan.
2. Mengetahui cara-cara mengemudikan traktor tangan.
3. Belajar mengemudikan traktor       tangan.
4.Mengetahui cara pengukuran kapasitas kerja lapang teoritis (KKLT), kapasitas kerja lapang efektif  (KKLE), efisiensi traksi, dan slip roda traksi pada pengolahan tanah secara mekanis.
5.Mengukur kapasitas lapang teoritis (KLT), kapasitas lapang efektif (KLE),efisiensi traksi, dan slip roda traksi pada pengolahan tanah secara mekanis. 


II.        TINJAUAN PUSTAKA
A.     Dasar Teori
Traktor adalah kendaraan yang didesain spesifik untuk keperluan fraksi tinggi  pada kecepatan rendah, atau untuk menarik tarailer atau intrumrn yang digunakan dalam pertanian atau konstruksi. Istilah ini umum digunakan untuk mendefinisikan suatu jenis kendaraan untuk pertanian. Instrumen pertanian umumnya digerakan dengan menggunakan kendaraan ini, ditarik atauun didorong, dan menjadi sumber utama mekanisasi pertanian umumnya digerakan dengan menggunakan kendaraan ini, ditarik ataupun didorong, dan menjadi sumber utama mekanisasi pertanian. Istilah umum lainya, “unit traktor”, yang mendefinisikan kendaraan truk semi trailer. Kata traktor diambil dari bahasa latin, trahere yang berarti “menarik”.Traktor dapat digunakan sebagai sumber tenaga untuk menunjang operasi pertanian yang efektif, baik tenaga, waktu maupun biaya, sehingga dapat menigkatkan kapasitas kerja, mengurangi biaya produksi, meningkatkan hasil pertanian serta mengurangi kelelahan dan kebosanan dalam bekerja.
Awalnya dipakai untuk mempersingkat penjelasan “suatu mesin atau kendaraan yang menarik gerbang atau bajak, untuk menggantikan istilah  “mesin penarik” (trakction engine). Di inggris, irlandia, Australia, india, spanyol, argentina, dan jerman, kata “traktor” umumnya berarti “traktor pertanian”, dan penggunaan kata traktor yang merujuk pada jenis kendaraan lain sangat jarang. Intrumen pertanian bermesin pertama adalah mesin uap portabel di tahun 1800an, yaitu mesin uap yang bisa digunakan untuk mengendalikan instrument mekanis pertanian. Sekitar tahun 1850, mesin penarik dikebangkan dari mesin tersebut, dan digunakan secara luas dipertanian. Traktor pertama adalah mesin bajak bermesin uap.Traktor  bisa diklasifikan sebagai two wheel drive, atau track tractor. Traktor, kecuali trak tracktor umumnya memiliki 4 roda dengan dua roda yang lebih besar dibelakang atau keempat roda sama besar.

Track traktor memiliki penggerak seperti tank yang membuatnya mampu bergerak diberbagai medan. Karena traksinya yang sangat hebat, track tracktor menjadi popular di California pada tahun 1930an. Traktor pada awalnya menggunakan mesin uap. Pada awal abad utama sumber tenaga traktor. Antara tahun 1900 hingga 1960, bensin menjadi bahan bakar utama, dan minyak tanah dan etanol sebagai alternatif bahan bakar. Kebanyakan traktor tua memakai transmisi manual. Traktor jenis ini memiliki beberapa rasio kecepatan tinggi umumnya 3 hingga 6. Kecepatan rendah umumnya dipakai di lahan pertanian sedangkan kecepatan tinggi dipakai dijalan.

Tenaga yang diproduksi oleh mesin harus ditransmisikan keperalatan yang diimplementasikan ke traktor untuk melakukan pekerjaan yang dibutuhkan (menanam, memanen, membajak, dan sebagainya). Hal ini bisa dicapai dengan drawbar atau system sambungan.

B.           Identifikasi Alsintan
              Traktor digunakan untuk berbagai keperluan. Penggunaan yang paling banyak ialah untuk pengolahan tanah, karena memang pekerjaan pengolahan tanah adalah pekerjaan yang relatif membutuhkan tenaga paling besar.dibanding dengan pekerjaan lainya. Dari asalnya kata traktor berarti alat penghela. Memang fungsi utamanya untuk menghela sesuatu. Itulah sebabnya beberapa traktor pada bagian belakangnya dilengkapi dengan sambungan untuk menggandeng alat yang akan dihela tersebut. Pengertian traktor ialah kendaraan bermesin yang khusus dirancang untuk menjadi penghela. Dari sejarahnya, traktor memang dirancang awalnya untuk mengganti hewan hela dengan mesin yang lebih kuat. Traktor adalah alat/mesin penarik beban yang bersumberdaya mekanis. Klasifikasi traktor dibedakan menjadi tiga macam, yaitu berdasarkan kegunaan, jenis roda penggeraknya dan ukurannya.
KELAS
DAYA(KW)
BERAT OPERASI(KG)
JUMLAH TINGKAT KECEPATAN
A
Lebih kecil atau sama dengan 4
Lebih kecil atau sama dengan 150 kg
Satu atau lebih
B
4 Lebih kecil daya dari 6
150 kg lebih kecil berat dari 350 kg
Satu atau lebih
C
6 Lebih kecil daya dari 9
Lebih dari 350 kg
Satu atau lebih
                             Tabel 1.1 Traktor berdasarkan jenisnya.
Bagian_bagian traktor

1. As (poros) roda
2. Tuas kopling kemudi belok kanan
3. Stang kemudi
4. Tuas gas
5. Kemudi pembantu
6. Tuas perseneleng utama
7. Tuas kopling utama
8. Tuas perseneleng cepat lambat
9. Tuas penyangga depan
10. Gantungan pisau rotary
11. Pully penegang
12. Penyangga depan
13. Kerangka
14. Pemberat depan
15. Pully mesin
16. V-belt
17. Pully utama
18. Penutup V-belt
19. Gear box (rumah persneleng)
20. Tutup kotak peralatan
21. Tombol lampu dan bel
22. Tuas kopling kemudi belok kiri
23. Tuas persneling mesin rotari
24. Ban.

  
Komponen –komponen penting Traktor Dua Roda(traktor tangan):
1.      Tuas penyangga depan
Tuas ini dihubungkan dengan penyangga depan. Tuas ini akan menggerakkan penyangga depan. Apabila tuas didorong akan mendorong penyangga depan turun untuk menyangga traktor. Traktor tangan hanya mempunyai dua roda. Apabila traktor dalam keadaan berhenti (ditinggal operator),maka untuk menegakkan traktor diperlukan penyangga.
2.      Tombol lampu
Terkadang traktor digunakan pada waktu malam hari, sehingga diperlukan penerangan.
3.      Tuas gas pada handle tangan kanan.
Tuas gas traktor dihubungkan dengan tuas gas pada motor penggerak. Tuas ini digunakan untuk mengubah kecepatan putaran poros motor penggerak yang sesuai dengan tenaga yang dibutuhkan. Tuas ini juga berfungsi untuk mematikan motor traktor, apabila posisinya ditempatkan pada posisi “STOP”.
4.      Tuas perseneleng kemudi
Ada dua buah tuas kopling kemudi pada setiap traktor tangan, masing-masing ada di sebelah kanan dan kiri.Tuas ini digunakan untuk mengoperasikan kopling kemudi (kanan dan kiri).Apabila tuas kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran gigi persneleng tidak tersambung dengan poros roda kanan. Sehingga roda kanan akan berhenti, dan traktor akan berbelok ke kiri. Begitu juga sebaliknya apabila kopling kiri ditekan.
5.      Stang kemudi dan kemudi pembantu
Stang kemudi merupakan bagian traktor yang digunakan untuk berpegangnya operator.Stang kemudi digunakan untuk membantu membelokan raktor.Meskipun sudah ada tuas kopling kemudi, namun agar berbeloknya traktor dapat lebih tajam, perlu dibantu dengan stang kemudi.Stang kemudi juga digunakan untuk mengangkat implemen pada saat pengoperasian.Kemudi pembantu digunakan untuk tempat bertumpu bahu operator. Maksudnya agar menambah beban bagian belakang traktor, sehingga hasil pengolahan tanah bisa lebih dalam.
6.      Tuas kopling utama
Tuas kopling utama berfungsi untuk mengoperasikan kopling utama. Bila tuas dilepas pada posisi pasang/ON, maka tenaga motor akan tersambung ke gigi persneleng. Sebaliknya apabila ditarik ke posisi  netral/bebas/OFF, maka tenaga motor tidak disalurkan ke gigi  persneleng. Apabila ditarik lagi maka tuas kopling utama akan tersambung dengan rem yang berada pada rumah kopling utama.
7.      Tenaga penggerak motor.
Jenis tenaga penggerak yang sering dipakai adalah motor diesel, tetapi ada juga yang menggunakan motor bensin atau minyak tanah (kerosin). Daya yang dihasilkan kurang dari 12 Hp, dengan menggunakan satu silinder. Motor penggerak dipasang pada kerangka dengan empat buah baut pengencang. Lubang baut pada kerangka dibuat memanjang agar posisi motor dapat digerakkan maju mundur. Tujuannya untuk memperoleh keseimbangan traktor dan untuk menyesuaikan ukuran v-belt yang digunakan. Traktor akan lebih berat ke depan apabila posisi motor digeser maju, begitu juga sebaliknya. Untuk menghidupkan motor diesel digunakan engkol, sedangkan untuk motor bensin dan minyak tanah menggunakan tali starter.Sebagian besar traktor menggunakan motor diesel.Penggunaan motordiesel umumnya lebih murah baik pada saat pengoperasiannya maupun perawatannya. Motor diesel lebih awet dibanding motor jenis lain, asal perawatannya dilakukan dengan baik dan benar sejak awal.
8.      Kerangka dan transmisi (penerus tenaga)
Kerangka berfungsi sebagai tempat kedudukan motor penggerak, transmisi dan bagian traktor lainnya.Bagian traktor dikaitkan dengan kerangka dengan menggunakan beberapa buah baut pengencang.  Transmisi berfungsi memindahkan tenaga/putaran dari motor penggerak ke alat lain yang bergerak. Jenis transmisi yang digunakan ada beberapa macam, seperti : pully, belt, kopling, gigi persneleng, rantai dan sebagainya. Tenaga dari motor berupa putaran poros disalurkan melalui pully dan vbelt ke kopling utama. Kopling utama meneruskan tenaga tersebut ke gigi persneleng untuk menggerakkan poros roda dan poros PTO.Selain untuk menyalurkan tenaga, gigi persneleng juga berfungsi sebagai pengatur kecepatan putaran poros roda dan poros PTO.Dari PTO tenaga dasalurkan lewat gigi dan rantai ke mesin rotary.
9.      Kopling.
Kopling utama dioperasikan dari tuas kopling utama. Bila tuas ditarik ke posisi netral, maka tenaga motor tidak disalurkan ke gigi persneleng. Akibatnya traktor akan berhenti, meskipun kondisi motor penggerak dihidupkan.Di samping kopling utama, ada dua kopling kemudi.Kopling kemudi terletak di bawah gigi persneleng, di pangkal poros kedua roda.Kopling kemudi dioperasikan melalui tuas kemudi kanan dan kiri.Apabila kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran gigi persneleng tidak tersambung dengan poros roda kanan. Sehingga roda kanan akan berhenti, dan traktor akan berbelok ke kiri. Begitu juga sebaliknya apabila kopling kiri ditekan.

Macam-Macam Traktor Untuk Pertanian
A.      Traktor Besar
Merupakan traktor yang mempunyai dua poros roda (beroda empat atau lebih), panjangnya berkisar 2650-3910 mm, lebar berkisar 1740-2010 mm dandayanya bekisar 20-120 HP.
B.       Traktor Mini
Merupakan traktor yang mempunyai dua poros roda (beroda empat). Traktor ini memiliki panjang bekisar 1790-2070 mm, lebar berkisar 995-1020 mm dan dayanya berkisar 12,5-20 HP. Pada elemennya traktor jenis ini digerakkan oleh motor diesel dua silinder atau lebih, mempunyai 6 kecepatan (versneling)maju dan 2 kecepatan mundur, yang dibedakan menjadi 4 macam kecepatan rendah (termasuk kecepatan mundur) dan 4 macam kecepatan tinggi (termasuk kecepatan mundur). Kecepatan kerja berkisar antara 0,94-4,79 km/jam dankecepatan transport antara 7,54-13,31 km/jam.Traktor jenis ini sudah dilegkapi dengan PTO (power take off), three point hitch(tiga titik penggandengan/system mounted). Pada umumnya konstruksi traktormini tidak banyak berbeda dengan traktor besar, perbedaannya hanya padadayanya saja
C.       Traktor Tangan (Hand Traktor)
Traktor tangan merupakan traktor yang hanya mempunyai sebuah poros roda (beroda dua). Traktor ini mempnyai panjang berkisar 1740-2290 mm, lebarberkisar 710-880 mm dan dayanya berkisar 6-10 HP. Sebagai daya penggerakutamanya menggunakan motor diesel silinder tunggal. Prinsip kerja traktor tangan adalah mesin pengolah tanah dengan menggunakan tenaga penggerak motor bakar yang pada umumnya motor diesel.  Sebagai mesin pengolah tanah, traktor digunakan untuk menarik peralatan pengolahan tanah, seperti bajak piring, garu piring. Berfungsi pula untuk menggerakkan peralatan stasioner, seperti generatorlistrik, mesin pompa air, mesin penggilingan gabah (Nawawi, 2001).

C.   KAPASITAS KERJA LAPANG
A.       Kapasitas Lapang
kapasitas lapang adalah suatu keadaan tanah yang merupakan tanah paling lembab dan mampu untuk menahan kadar air terbanyak terhadap adanya gaya tarik bumi atau      gaya     grafitasi. Kapasitas lapang sangat berhubungan dengan lingkungan dan kondisi tanah yang mampu untuk menahan air didalamnya. Misalnya di suatu daerah memiliki kondisi tanah yang bagus dengan kapasitas lapang terbaik maka di dalam tanah tersebut mungkin saja terdapat akar-akaran dari pohon sehingga membantu penyerapan air tanah dan menyimpannya lebih lama di dalam tanah. 

Kapasitas lapang di pengaruhi oleh beberapa hal yakni:
1.    Waktu hilang dikarenakan untuk berbelok pada ujung lapang.
Berbelok di ujung suatu lapang menghasilkan suatu kehilangan waktu yang seringkali sangat berarti, terutama pada lapang-lapang pendek. Jumlah waktu belok per satuan luas untuk sebuah alat dengan lebar tertentu akan berbanding terbalik dengan panjang lapang. Untuk suatu lapang persegi tertentu digarap searah panjangnya ataukah memutarinya, jumlah putaran perjalanan yang diperlukan akan sama. Menggarap secara pulang balik memerlukan 2 kali belokan 180 per putaran, sedang kedua cara lainnya mencakup empat belokan 90per putaran.Waktu yang diperlukan untuk belok  pada pengerjaan bolak-balik,  juga dipengaruhi oleh ketakteraturan bentuk lapang, besarnya ruang belok di  headland, kekasaran daerah belok dan lebar alat. Waktu per belokan pada head-landhalus rata-rata hampir 5 % lebih besar pada pemanen atau penyiang 4  larik dibanding 2 larik. Perbedaannya ialah 20  - 25 % pada  head-land kasar. Pada pengujian dengan alat yang lebih lebar, Barnes dkk mendapatkan bahwa waktu per belokan rerata 40 - 5- % lebih besar untuk penyiang dan penanam 6 larik dibanding 4 larik.Perjalanan tak kerja melintasi ujung-ujung suatu lapang menghasilkan kehilangan lainnya yang sering tak terhindarkan dan khususnya penting jika tanah yang luas dibagi-bagi ke dalam lapang-lapang yang pendek.
2.    Waktu hilang di karenakan istirahat dan halangan-halangan ketika membajak.
Beberapa waktu hilang, semacam karena istirahat dan penyetelan atau pemeriksaan alat, biasanya cenderung sebanding dengan waktu kerja efektif (atau dengan waktu lapang total) jika kecepatan kerja atau lebar alat ditambah.Perjalanan tak kerja melintasi ujung lapang cenderung sebanding dengan waktu kerja efektif jika kecepatan kerja normal dipertahankan saat melintasi ujung.Kehilangan waktu yang lain,  disebabkan oleh halangan, penggumpalan, penambahan pupuk atau benih, dan pengisian tabung semprotan, seringkali cenderung lebih sebanding dengan luas daripada dengan waktu kerja. Waktu per hektar untuk belok pulang-balik pada pengerjaan tanaman larik cenderung tetap konstan (atau turun cuma sedikit) jika kecepatan kerja dinaikkan, karena kecepatan biasanya dikurangi saat belok, kecuali jika kecepatan kerja normalnya memang telah rendah. Waktu hilang yang disebabkan pengosongan hasil panen cenderung sebanding dengan jumlah hasil di samping sebanding dengan luasnya.Waktu hilang yang cenderung sebanding dengan luas menjadi makin penting bila lebar atau kecepatan alat dinaikkan, karena waktu hilang tersebut akan terhitung dengan presentase yang lebih besar dengan berkurangnya total waktu per hektar. Dengan demikian, mengganti penanam 4 larik dengan 6 larik pada kecepatan maju yang sama dapat menaikkan keluaran cuma 30 % bukannya 50 %.
3.    Waktu hilang di sebabkan kehandalan sang operator dan kehandalan alat mesin operator.
Kehandalan keberhasilan dapat didefinisikan sebagai peluang statistik berfungsinya suatu alat secara memuaskan pada kondisi tertentu sepanjang periode waktu tertentu. Kehandalan pemakaian waktu pada mesin individual menjadi makin penting jika beberapa mesin atau beberapa  bagian mesin digunakan secara gabungan. Untuk sebuah alat individual, waktu hilang sebesar 5 atau 10 % karena kerusakan, penyetelan, pembetulan, penyumbatan/penggumpalan, atau berhenmti yang lain berkaitan dengan mesin, umumnya tidak dianggap serius. Namun jika 4 satuan semacam itu, masing-masing dengan kehandalan pemakaian waktu 98 %, digunakan secara beriritan, kehandalan pemakaian waktuharapan menyeluruh gabungan tersebut akan terkurangi sampai menjadi tinggal 66 %. Kehandalan pemakaian waktu. Waktu hilang karena belok, istirahat, pengisian wadah benih atau pupuk, dan sebagainya, kira-kira akan tetap sama tak peduli berapa jumlah mesinnya, namun harus dimasukkan dalam penghitungan efisiensi lapang gabungan tersebut.Dikarenakan adanya pengurangan kehandalan pada mesin gabungan, pemeliharaan preventif menjadi relatif lebih penting dibanding jika hanya dipakai mesin tunggal. Semua mesin dalam suatu gabungan hendaklah dapat dipakai sepanjang waktu yang sama. Antara perawatan dan kapasitas berbagai satuannya hendaklah dapat disesuaikan dengan baik.
4.    Kemampuan kinerja alat mesin pertanian pada penggarapan suatu lapang .
Dalam pengolahan tanah, kecepatan penggarapan suatu lapang dengan sebuah mesin merupakan salah satu dasar pertimbangan menghitung biaya pengerjaan dan efisiensi dalam pengolahan lahan. Dalam hal ini ada beberapa istilah yang digunakan yaitu:
a.       Efisiensi lapang
Merupakan perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan kapasitas lapang teoritis, dinyatakan dalam persen.Efisiensi lapang melibatkan pengaruh waktu hilang di lapang dan ketidak mampuan untuk memanfaatkan lebar teoritis mesin.
b.      Efisiensi kinerja mesin    
            Merupakan suatu ukuran efektifitas fungsional suatu mesin, misalnya presentase perolehan produk bermanfaat dari penggunaan sebuah mesin pemanen.
c.       Waktu kerja efektif
Merupakan waktu sepanjang mana mesin secara aktual melakukan fungsi/kerjanya. Waktu kerja efektif per hektar akan lebih besar dibanding waktu kerja teoritik per hektar jika lebar kerja terpakai lebih kecil dari lebar kerja teoritisnya.
d.      Kapasitas lapang teoritis sebuah alsin.
Kecepatan penggarapan suatu lahan yang akan diperoleh seandainya mesin tersebut melakukan kerjanya memanfaatkan 100 % waktunya, pada kecepatan maju teoritisnya dan selalu memenuhi 100 % lebar kerja teoritisnya. Merupakan waktu sepanjang mana mesin secara aktual melakukan fungsi/kerjanya. Waktu kerja efektif per hektar akan lebih besar dibanding waktu kerja teoritis per hektar jika lebar kerja terpakai lebih kecil dari lebar kerja teoritisnya.
e.       Kapasitas lapang efektif
Kapasitas lapang efektif suatu alat merupakan fungsi dari lebar kerja teoritis mesin, presentase lebar teoritis yang secara aktual terpakai, kecepatan jalan dan besarnya kehilangan waktu lapang selama pengerjaan. Dengan alat-alat semacam garu, penyiang lapang,pemotong rumput dan pemanen padu, secara praktis tidak mungkin untuk memanfaatkan lebar teoritisnya tanpa adanya tumpang tindih. Besarnya tumpang tindih yang diperlukan terutama merupakan fungsi dari kecepatan, kondisi tanah dan ketrampilan operator.
  
D.   Kapasitas Kerja Pengolahan Tanah
Yang dimaksud dengan kapasitas kerja pengolahan tanah adalah kemampuan kerja suatu alat atau mesin memperbaiki hasil (hektar, kg, lt) per satuan waktu. Jadi kapasitas kerja pengolahan tanah adalah berapa hektar kemampuan suatu alat dalam mengolah tanah per satuan waktu. Sehingga satuannya adalah hektar per jam atau jam per hektar atau hektar per jam per HP traktor. Kapasitas kerja suatu alat pengolahan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1.    Keadaan traktor
Traktor-traktor yang sudah lama dipakai berarti umur ekonominya sudah habis atau malah sudah terlewatkan, sehingga sudah banyak bagian traktor yang sudah haus sehingga sering timbul kerusakan. Kerusakankerusakan akan menyangkut masalah waktu, tenaga serta biaya. Sehingga pekerjaan tidak akan efisien lagi.
2.    Keadaan tanah
Keadaan tanah meliputi sifat-sifat fisik tanah, yaitu keadaan basah (sawah), kering, berlempung, liat atau keras.Keadaan ini menentukan jenis alat dan tenaga penarik yang digunakan.Disamping itu juga mempengaruhi kapasitas kerja dari pengolahan tanah.Tanah yang basah memberikan tahanan tanah terhadap tenaga penarik relatif lebih rendah dibanding dengan tanah kering. Akan tetapi pada tanah basah (sawah) memungkinkan terjadi slip yang lebih tinggi dibandingkan pada tanah kering.

3.      Pola pengolahan tanah
Pola pengolahan tanah erat hubungannya dengan waktu yang hilang karena belokan selama pengolahan tanah.Pola pengolahan harus dipilih dengan tujuan untuk memperkecil sebanyak mungkin pengangkatan alat.Karena pada waktu diangkat alat itu tidak bekerja.Oleh karena itu harus diusahakan bajak atau garu tetap bekerja selama waktu operasi dilapangan. Makin banyak pengangkatan alat pada waktu belok, makin rendah efisiensi kerjanya.Pola pengolahan tanah yang banyak dikenal dan dilakukan adalah pola spiral, pola  tepi, pola tengah dan pola alfa. Pola spiral yang paling banyak digunakan karena pembajakan dilakukan terus menerus tampa pengangkatan alat.
4.      Ukuran dan bentuk petakan
Ukuran dan bentuk petakan sangat mempengaruhi efisiensi kerja dari pengolahan tanah yang dilakukan dengan tenaga tarik hewan ataupun dengan traktor. Ukuran petakan yang sempit akan mempersulit beloknya hewan penarik atau traktor, sehingga efisiensi kerja dan kapasitas kerjanya rendah.Untuk mencapai efisiensi kerja dan kapasitas yang tinggi, maka ukuran luas petakan harus disesuaikan dengan tenaga penarik yang digunakan.
5.      Topografi wilayah
Keadaan topografi wilayah meliputi keadaan permukaan tanah dalam wilayah secara keseluruhan.Misalnya keadaan permukaan wilayah tersebut datar atau berbukit atau bergelombang.Keadaan ini diukur dengan tingkat kemiringan dari permukaan tanah yang dinyatakan dalam (%).Kemiringan yang baik untuk penggunaan tenaga hewan dan traktor dalam pengolahan tanah adalah sampai 3 persen (relatif datar). Kemirngan tanah yang lebih dari  3%  yang masih bisa dikerjakan traktor adalah 3% - 8% dimana pengolahan tanahnya dilakukan dangan mengikuti garis ketinggian (contour farming system).

6.      Keadaan vegetasi (tumbuhan yang ada) dipermukaan tanah.
Keadaan vegetasi permukaan tanah yang diolah juga dapat mempengaruhi efektivitas kerja dari bajak atau garu yang digunakan. Tumbuhan semak atau alang-alang  memungkinkan kemacetan akibat penggumpalan pada alat karena tertarik atau tidak terpotong. Pengolahan tanah pada alang-alang atau bersemak akan lebih efektif bila digunakan bajak piringan atau garu piring.
7.      Tingkat keterampilan operator
Operator yang berpengalaman dan terampil akan memberikan hasil kerja dan efisiensi kerja yang lebih baik dibanding operator yang belum terampil dan belum berpengalaman. Oleh karena itu dalam penggunaan traktor untuk pengolahan tanah, perlu terlebih dahulu memberikan latihan terampil  kepada operator yang menjalankannya. Usaha ini untuk memberikan hasil pekerjaan yang lebih efisien dan lebih efektif.

E.    Membajak
Membajak tanah adalah sebuah proses kegiatan dalam pengolahan tanah yang dilakukan di masa tanam. Kegiatan ini merupakan proses yang tidak bisa ditinggalkan dalam rangka menyuburkan kembali tanah yang sebelumnya sudah dipakai. Sebagaimana kita ketahui, unsur hara dalam tanah itu sangat terbatas, sehingga perlu upaya penggemburan setelah masa panen. Kegiatan membajak ini paling sering dilakukan di lahan basah (sawah) dibandingkan dengan lahan kering (ladang, pekarangan).
Membajak tanah berarti melakukan pembalikan tanah dengan alat seperti cangkul, garu, waluku dan traktor. Pembalikan tanah biasanya sampai kedalaman 30-50 cm, tergantung jenis tanah yang dimiliki oleh petani. Setelah dilakukan pembalikan maka tanah harus diratakan sampai halus agar bisa jadi media tanam yang baik. Proses membajak tanah akan kelihatan berhasil jika pertumbuhan tanaman kelihatan baik. Media tanam harus dipastikan mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Fase membajak tanah merupakan tahap yang paling banyak menghabiskan tenaga para petani, beaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit. hampir 40% beaya produksi dihabiskan pada fase pengolahan tanah ini. Pada tanaman padi, para petani sering kali harus segera menjual hasil panennya atau bahkan terjerat utang dikarenakan petani membutuhkan uang tunai untuk membayar pekerja dalam pengolahan tanah.Melakukan kegiatan membajak sawah sebenarnya memiliki makna yang cukup dalam, dimana petani harus mengerti bahwa untuk menghasilkan produksi yang baik, diperlukan media tanam yang bagus. Benih yang unggul akan menjadi percuma jika lingkungannya tidak mendukung. Pola pertanian sawah di Indonesia, khususnya jawa, dimana pada sawah yang beririgasi hampir tiap tahun panen 3 kali cukup menguras bahan-bahan organik yang terkandung dalam tanah. hal ini berdampak pada semakin menurunnya kesuburan tanah dengan ditandai tekstur tanah yang semakin keras dan tandus. Bahkan di musim kemarau akan terlihat sekali tanah tersebut mengalami retak-retak yang cukup besar. Kondisi ini diperparah dengan pemakaian pupuk dan pestisida kimia yang berlebihan.
Jika kita mau menarik kesimpulan, maka sebenarnya petani harus betul-betul mempersiapkan tanah sebagai media tanam sebaik mungkin. Petani harus mengetahui tingkat kesuburan tanah yang dimilikinya. Harus ada uji laboratorium secara sederhana agar petani bisa mendiagnosis keadaan tanahnya sebelum melakukan penanaman. Sayang sekali, sampai saat ini petani kita masih jauh dari teknologi sederhana ini. Perlu pendampingan dan perlindungan yang lebih dari pemerintah, mengingat dalam kurun waktu 40 tahun belakangan penggunaan pupuk kimia dan pestisida sudah sangat berlebihan. Jika petani masih menggunakan cara-cara yang konvensional, maka dapat dipastikan akan terjadi penurunan produksi pertanian dalam waktu-waktu yang akan datang.


III.    METODOLOGI PRAKTIKUM
A.  Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tiap hari ….  tanggal …. dan … Desember 2012, 4 Januari 2013 di Kebun Percobaan dan Penelitian …….
B. Alat dan Bahan
1. Traktor tangan(Traktor roda dua)
2. Bajak singkal untuk traktor tangan
3. Stopwatch
4. Meteran (50 m dan 5 m)
5. Penggaris siku
6. Patok-patok
C. Prosedur Kerja
1. Sumber tenaga dan alat
a. Mencatat data mengenai jenis penggerak (jenis traktor, merk, daya, rpm).
b. Mengamati dan mencatat data mengenai bajak singkal yang digunakan.

2. Pengukuran kapasitas lapang, efisiensi lapang, dan slip roda traksi
a. Mengukur jarak tempuh traktor dalam lima putaran roda traksi tanpa
       beban (bajak diangkat), 3 kali dan menghitung rata-ratanya, didapat So.
b. Mencatat waktu mulai bekerja dan selesainya (Wk).


c. Untuk masing-masing grup, mengukur :
1.    Lebar pengolahan
2.    Waktu tempuh dalam jarak 10 m
3.    Waktu belok
4.    Jarak tempuh dalam lima putaran roda traksi saat pembajakan
5.    Kedalaman pembajakan
6.    Waktu total kerja mesin 

IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN
A.HASIL
Dari hasil praktikum diperoleh data sebagai berikut :
Lebar kerja teoristif    ( W1 )  : 42 cm
Lebar kerja efektif      ( W2 )  : 44 cm
                                                  84 cm
                                                  131 cm
Diamter roda                           : 77 cm
Jumlah putaran roda               : 8 putaran
Waktu hilang karena belok     : 26 detik
Waktu hilang karena macet    : 05 detik
                                                  10 detik
                                                  33 detik
                                                  02 detik
                                                  01 detik
                                                  01 detik
Total waktu kerja traktor        : 19 menit 11 detik
Luas lahan                               : P = 22,10 meter
                                                  L = 7,50   meter
PERHITUNGAN :
L1=
                        =
                        = 
                        = - 4.5 % ……………………………………………………. ( L1 )

                     L2 =
=
  =  100 %
   =
  = 16.06 % ………………………………………………………. ( L2 )
L3  =
=
= 2.26 %  ………………………………………………………  ( L3 )
L4   =
=
= 4.69 %  ………………………………………………………  ( L4 )
EFISIENSI KERJA
EK = ( 1-L1 ) (1-L2 ) (1-L3-L4 ) . 100 %
= ( 1-(-)) ( 1- ) ( 1-) .100 %
= ( 1.0405 ) ( 0.839 ) (0.9305 ) .100 %
= 81.27 %

B.PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum yang telah di laksanakan, jelas bahwa pada penggunaan traktor tangan memerlukan keahlian dan keterampilan dalam pengoperasiannya. Dimana kami sebagai praktikan, dituntut untuk agar memahami mulai dari materi yang akan dilaksanakan,mengetahui bagian-bagian traktor, Dan mahasiswa juga di tuntut agar mengetahui cara pengukuran efektifitas kerja suatu alat pertanian yakni traktor. Serta memahami pada saat pengoperasian alat mesin traktor, sampai pada prakteknya di lapangan. Pengoperasian traktor didasarkan menggunakan kemampuan dan skill yang terampil sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecepatan traktor yang terlalu cepat sehingga menyebabkan praktikan terseret traktor sampai terjatuh.
Dari praktikum penggunaan traktor yang kami telah laksanakan banyak hal yang perlu kami perhatikan misalnya, Untuk mengoperasikan traktor para mahasiswa terlebih dahulu harus mengerti bagian-bagian traktor sehingga para pemula tidak kebingungan atau tidak mengerti kegunaan atau fungsi dari salah satu bagiaan traktor tersebut dan tidak terjadi kesalahan dalam proses pengoperasian traktor. Untuk para pemula sebaiknya ketika pengoperasian traktor keadaan gas lebih baik dalam keadaan rendah agar lebih mudah dalam mengikuti arah jalannya traktor.operator yang berpengalaman dan terampil akan memberikan hasil kerja dan efisiensi kerja yang lebih baik dibanding operator yang belum terampil dan belum berpengalaman. Oleh karena itu dalam penggunaan traktor untuk pengolahan tanah, perlu terlebih dahulu memberikan latihan terampil kepada operator yang menjalankannya. Usaha ini untuk memberikan hasil pekerjaan yang lebih efisien dan lebih efektif.
Pada praktikum kali ini  kami di tuntut agar dapat menghitung pengukuran efesiensi lapang, Efisiensi lapang adalah perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan kapasitas lapang teoritis sebagai pembaginya. Parameter yang digunakan untuk efisiensi lapang pada pengolahan tanah seperti slip,Dan kapasitas lapang efektif.
Waktu Hilang Untuk Belok, Jumlah waktu belok per satuan luas untuk sebuah alat dengan lebar tertentu akan berbanding terbalik dengan panjang lapang. Untuk suatu lapang persegi tertentu digarap searah panjangnya atau memutarinya, jumlah putaran perjalanan yang  diperlukan akan sama. Menggarap secara pulang balik memerlukan 2 kali belokan/1800 per putaran, sedang kedua cara lainnya mencakup empat belokan 900  perputaran.Nilai slip yang didapat untuk setiap lahan bervariasi. Nilai slip tertinggi terjadi pada saat pengolahan tanah yang berstruktur lengket. Pada saat praktikum Slip yang terjadi pada saat pengolahan tanah pada jalur kedua meningkat dikarenakan terbentuknya bongkahan tanah yang besar setelah traktor melintasi pada jalur pertama, sehingga slip meningkat pada saat dilakukan pengolahan tanah pada jalur ke dua . Slip roda yang terjadi akan menyebakan bertambahnya tenaga yang diperlukan untuk penarikan  karena gaya horizontal yang diperlukan di atas permukaan tanah lebih besar. Kelunakan atau kelembekan tanah merupakan faktor yang dapat memperbesar terjadinya deformasi tanah sehingga slip yang terjadi akan semakin besar juga (Mckyes, 1985).
Pada praktikum yang telah kami lakukan terdapat hasil waktu hilang untuk belok yang lumayan besar yakni sebesar 26 detik, jumlah Waktu yang diperlukan untuk belok pada pengerjaan bolak-balik, juga dipengaruhi oleh ketidakteraturan bentuk lapang, besarnya ruang belok di headland, kekasaran daerah belok dan lebar alat. Sedangkan menurut daftar pustaka waktu per belokan pada head-land halus rata-rata hampir 5% lebih besar pada pemanen atau penyiang 4 larik dibanding 2 larik. Perbedaannya ialah 20 - 25% pada head-land kasar. Pada pengujian dengan alat yang lebih lebar, (Barnes dkk 1998) mendapatkan bahwa waktu per belokan rerata 40 - 50% lebih besar untuk penyiang dan penanam 6 larik dibanding 4 larik. Perjalanan tak kerja melintasi ujung-ujung suatu lapang menghasilkan kehilangan lainnya yang sering tak terhindarkan dan khususnya penting jika tanah yang luas dibagi-bagi ke dalam lapang-lapang yang pendek.Waktu hilang yang cenderung sebanding dengan luas menjadi makin penting bila lebar atau kecepatan alat dinaikkan, karena waktu hilang tersebut akan terhitung dengan presentase yang lebih besar dengan berkurangnya total waktu per hektar. Dengan demikian, mengganti penanam 4 larik dengan 6 larik pada kecepatan maju yang sama dapat menaikkan keluaran cuma 30% bukannya 50%.
Kapasitas lapang efektif menunjukkan besarnya luas lahan yang diperoleh per satuan waktu tertentu. Dari pengukuran langsung di lahan diperoleh hasil bahwa kapasitas kerja teoritis lebih besar dibanding dengan kapasitas kerja efektif, hal ini disebabakan oleh beberapa faktor misalnya kemampuan operator dalam mengemudikan traktor,kondisi tanah pada lahan praktikum yang memiliki kelembaban yang tinggi dan kemampuan/kondisi dari traktor tersebut.

Adapun kendala-kendala yang kami hadapi dalam praktikum penggunan traktor pada kali ini yaitu:
1.    Alat traktor tangan yang berat, sehingga perlu adanya tenaga yang besar agar  terjadi keseimbangan dalam penggunaan traktor tangan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat (Hardjosentono, dkk, 2002).
2.    Faktor Kelembaban Tanah Yang Tinggi
Kelembaban tanah yang tinggi membuat gerak traktor menjadi sulit, dan traktor sangat  sulit berjalan lurus selalu berkelok – kelok, juga menimbulkan slip pada traktor serta ketidak seimbangan lainnya yang membuat arah pembajakan menjadi lebih luas dan lebih pendek dari semestinya.
3.    Faktor Liat Pada Lahan Yang Tinggi
Kadar liat tinggi ditambah kondisi lahan setelah hujan, membuat lahan menjadi licin, tanah semakin liat. Distribusi tekanan traktor menjadi tidak merata pada setiap titiknya sehingga dengan demikian pergerakan traktor tidak stabil.
4.    Faktor Konfigurasi Lahan Yang Tidak Beraturan
Pada kondisi lahan yang tidak beraturan dapat membuat nilai besaran pembajakan untuk setiap lokasi menjadi berbeda, kondisi pada saat kami praktikum memiliki kelembaban yang sangat tinggi sehingga traktor mengalami ketidakseimbangan sehingga pembajakan menjadi melebar atau menyempit. Belum lagi ada slip pada roda traktor yang sangat besar mengakibatkan laju gerak traktor tidak lurus menjadi berkelok-kelok sehingga mempengaruhi lebar lahan yang dibajak.
5.    Kesalahan Operator Pada Saat Pengukuran Data
Faktor ini akan selalu menyertai dalam setiap pengukuran dilapangan. Factor ini kemungkinan besar terjadi pada saat pengukuran pada praktikum kali ini. Kesalahan pengukuran tersebut bisa pada saat mengukur mengukur lebar pembajakan. Kemudian kesalahan pembacaan ukuran pun dapat mempengaruhi hasil pengukuran yang ada.
6.    Overlapping pada saat pelaksanaan pembajakan dilapangan dapat kita amati Overlapping terjadi atau tidak bisa dilihat dari adanya gerusan dan gundukan yang menumpuk pada areal aluran pembajakan yang dilakukan sebelumnya.
Adapun keuntungan yang kami peroleh dari adanya praktikum Pengenalan alat dan mesin pertanian,pengukuran kapasitas kerja lapang, Dan praktek membajak kali ini, yaitu Mahasiswa dapat mengetahui dengan adanya traktor akan mempermudah dalam pengolahan tanah baik itu untuk pengolahan tanah primer maupun sekunder pada lahan pertanian dan perkebunan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Anonima, 2011), bahwa traktor tangan (hand tractor) merupakan sumber penggerak dari implemen (peralatan) pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah tanah. Namun sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna, karena dapat digunakan untuk tenaga penggerak implemen yang lain, seperti pada pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain-lain.






IV.     KESIMPULAN
Setelah praktik yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1.       Menurut jenisnya traktor terbagi menjadi Traktor roda dua dan roda empat,dan  terdapat macam-macam komponen yang ada di dalamnya.
2.      Efisiensi pembajakan diperoleh dari seberapa besar kapasitas aktual dan teoritis yang     diperoleh pada traktor saat pengolahan lahan.
3.      Slip mempengaruhi kinerja pembajakan traktor secara umum dilapangan.Umumnya pada lahan pertanian yang basah, kadar liat tinggi, dan konfigurasi lahan yang fluktuatif / tidak seragam, menimbulkan slip yang besar pada laju traktor,hasil perhitungan waktu slip adalah 16,06
4.      Bahwa perhitungan waktu hilang karena membelok di ujung lapangan adalah 2,26%.
5.      Untuk perhitungan waktu hilang karena kerusakan kecil/macet adalah = 4,69%.
6.      Perhitungan waktu hilang karena lebar kerja adalah = -4,05%.
7.      Perhitungan waktu pertama hingga terakhir untuk satu kali bekerja atau yang disebut T total adalah 4,6%.
8.      Dan setelah didapat perhitungan diatas maka evisiensi menggunakan traktor adalah sebesar =81,27%.


PELUANG PERTANIAN ORGANIK ???

Hallo Bro & Sis, apa kabar nih ? Semoga semua dalam keadaan yang baik-baik aja ya…             Pada kesempatan kali ini saya akan me...